Cerita ini terjeda semenjak penulisnya mencetak gelar di belakang namanya. (Selama itu) Jika diingat, fase itu adalah fase yang paling ditunggu oleh penulis sejak 1 tahun yang lalu (dari hari pada saat itu), namun seperti yang seringkali penulis katakan bahwa manusia punya harapan, tetapi keadaan punya kenyataan.
Kembali Bercerita: Rutinitas Lama yang Terlupa |
Rencananya akan ada banyak cerita yang dibagi, seiring dengan penemuan penulis setiap hari. Tentu saja cerita yang akan diangkat bukanlah hal yang berat (tidak janji).
Rasa-rasanya agak kaku untuk menyusun kata seperti biasanya, mungkin ini karena tak ada waktu yang cukup untuk membaca. Pembacaan terhadap 70 judul buku yang dipinjam selama satu tahun terakhir (melalui Perpustakaan Nasional) rasanya hilang begitu saja. Memori seolah pergi, tak ada cadangan yang mampu di recovery. Ini juga yang menjadi pertanyaan. Sebab penulis baru akan menasuki usia 20 lebih 4 tahun pada bulan depan, tetapi mengapa "lupa" suka datang dan mengajak pergi ingatan?
Beberapa waktu lalu seorang teman bertanya mengenai tips menulis di berbagai media, tentu saja jawaban yang paling mudahnya adalah "coba saja". Kebanyakan mereka berencana tetapi tidak pernah memulai karena takut penolakan. Padahal jika ditolak, tinggal post di platform lainnya.
Jadi teringat ketika dulu mendirikan blog bernama "IADP Blog", menulis dengan ala kadarnya, penulisannya pun masih sangat khas anak SMA. Menulis ala kadarnya, tetapi hampir pasti bertengger di halaman pertama pencarian google.
Semudah itu? Penulis juga tidak tau. Yang jelas penulis hanya ingin berbagi informasi soal Android dan Komputer (alasannya karena dahulu sekolah dengan program studi Multimedia) dan boom 50% artikel masuk ke dalam top web recommendations.
Tapi itu dulu.
Dan blog tersebut pun sudah lenyap entah kemana.
Lalu lanjut mendirikan blog Tweet Ilmu yang fokusnya berubah membahas hal hal seputar pendidikan, tugas tugas kampus, dan cerita pengalaman dari beberapa teman.
Sayangnya web tersebut pergi bersama kenangannya karena sudah berpindah kepemilikan. Kini hanya tersisa Readtweet.web.id yang juga tidak terurus 6 bukan lamanya.
Rasanya cukup cerita pada episode ini.
Cerita selanjutnya akan bertajuk "Menjadi Guru", sebuah resah lama yang baru sempat tercurahkan. Apakah isinya kelak akan membahas mengenai lelucon atas istilah "sejahtera" atau "garuk-garuk kepala menghadapi uniknya siswa", penulis belum tau. Tapi yang jelas agak syok menghadapi realitanya.
Sampai jumpa pada pembacaan selanjutnya :)
Posting Komentar